-->

Gerhana Matahari Total Tanggal 9 Maret 2016 sekarang Pertama kali di Abad 21 yang melintasi Indonesia dan Keistimewaannya

Hari Rabu (9/3/2016) besok adalah saat yang sangat dinanti-nantikan bagi warga Indonesia.  Masyarakat akan disuguhi sebuah fenomana alam,sekaligus salah satu bukti kebesaran Allah Swt.  Ya..fenomena ini adalah gerhana matahari total (GMT). Peristiwa langit tersebut  menjadi momen yang istimewa bagi masyarakat Indonesia karena hanya bisa diamati di wilayah Tanah Air pada pagi hari.
Diagram Gerhana Matahari

Khusus  yang tinggal  di daerah sekitar Palu, Balikpapan, Bangka Belitung, dan wilayah lainnya di 11 provinsi, akan mendapat kesempatan menyaksikan gerhana matahari total. Fenomena ini berupa sang surya diselubungi bulan secara penuh. Akibatnya,  area Bumi akan tertutup bayangan Bulan, dan pagi yang terang mendadak gelap seperti saat senja. Meski hanya hitungan menit, namun kegelapan akibat fenoma gerhana menjadi saat yang paling dinantikan, sebelum gerhana kemudian bertolak dan memuncak di Samudra Pasifik.


Tanya Jawab seputar Gerhana Matahari :


Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 akan menjadi peristiwa menarik dan yang paling dinanti masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, jalur totalitas dari peristiwa Gerhana itu akan melintasi Indonesia dari barat ke timur.

Berbagai persiapan dilakukan dengan harapan seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati peristiwa terututpnya piringan Matahari dari Bulan. Tapi pertanyaan pun muncul dari berbagai kalangan. Untuk itu kami coba kumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang kami terima untuk dijawab di laman ini.

1. Bagaimana Gerhana Matahari terjadi?


Gerhana Matahari terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi pada saat yang bersamaan berada pada satu garis. Ketika Gerhana Matahari terjadi, Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, sehingga piringan Bulan akan menutupi piringan Matahari. Bulan berada di antara Bumi dan Matahari saat sedang berada pada fase Bulan Baru.

2. Mengapa tidak setiap bulan baru terjadi gerhana matahari?


Kesegarisan Matahari – Bumi – Bulan ini tidak terjadi setiap saat karena orbit Bumi mengelilingi Matahari tidak satu bidang dengan orbit Bulan mengelilingi Bumi, melainkan miring sekitar 5,1 derajat terhadap ekliptika. Karena kemiringan orbit Bulan inilah, gerhana Matahari hanya terjadi pada momen Matahari dekat dengan titik simpul orbit Bulan mengelilingi Bumi terhadap ekliptika. Jadi, tidak setiap fase bulan baru, Bulan berada tepat sejajar dengan Bumi dan Matahari. Ada kalanya bayangan Bulan melintas di atas atau di bawah Bumi sehingga tidak terjadi gerhana.

Seandainya orbit Bulan dan Matahari sebidang, setiap satu bulan sekali akan terjadi gerhana Matahari dan gerhana Bulan silih berganti. Namun karena kenyataannya tidak demikian, maka kita harus menunggu konfigurasi yang tepat saat Bulan dan Matahari, dilihat dari Bumi, bertemu di titik pertemuan bidang ekliptika (bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari) dengan bidang orbit Bulan.

3. Mengapa bisa ada gerhana total dan cincin


Bulan bergerak dalam lintasan orbit elips. Artinya, ada kalanya Bulan berada pada posisi terdekat dan terjauh dari Bumi. Perbedaan terjadinya gerhana total dan cincin terjadi karena variasi jarak Bumi – Bulan. Karena orbit Bulan mengelilingi Bumi maupun Bumi mengeliingi Matahari berbentuk ellips, maka perbandingan jarak tersebut bisa bervariasi antara 362 – hingga 419 kali. Sedang diameter batu karang Bulan tetap yaitu 3476 km sekitar 400 kali lebih kecil dari diameter bola gas pijar Matahari yaitu 1392000 km, sehingga penampakan bundaran Bulan dan Matahari di langit tampak hampir sama, namun sebenarnya bundaran Bulan dibanding bundaran Matahari di langit bisa bervariasi antara 95% hingga 110%.
Karena itu, ketika Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi maka piringan Bulan akan tampak sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari sehingga Bulan menutupi seluruh permukaan Matahari. Terjadilah gerhana Total. Ketika Bulan di jarak terjauh, piringan Bulan akan tampak lebih kecil dari piringan matahari, sehingga tidak seluruh piringan matahari tertutup oleh Bulan. Maka pengamat dari bumi melihat Gerhana Matahari Cincin.

4. Berapa kali gerhana matahari terjadi dalam setahun?


Dalam satu tahun Gerhana Matahari terjadi minimal 2 kali dan maksimal 5 kali.

5. Apa yang dilihat saat gerhana matahari total?


Saat gerhana matahari total, Bulan akan menutupi seluruh permukaan Matahari. Ketika Matahari sudah tertutup dan tidak ada lagi cahaya Matahari, pengamat bisa melihat korona atau mahkota Matahari. Selain itu, sesaat sebelum dan sesudah Matahari tertutup oleh Bulan, pengamat juga bisa melihat manik-manik Baily dan efek cincin berlian. Selain itu, saat Gerhana Matahari Total terjadi, pengamat bisa melihat bintang dan planet yang biasanya tertutupi sinar Matahari

6. Mengapa Gerhana Matahari Total itu istimewa?


Gerhana Matahari Total bisa terjadi dalam rentang 18 bulan atau 1,5 tahun. Akan tetapi, tidak di lokasi yang sama. Rata-rata, peristiwa gerhana matahari total akan terjadi pada lokasi yang sama di Bumi hanya satu kali dalam 375 tahun. Akan tetapi, bisa juga waktunya lebih pendek atau lebih lama.

7. Apa pengaruh GMT buat Bumi?


Saat Bulan menutupi Matahari, temperatur lokasi yang dilintasi gerhana di Bumi akan turun sesaat selama GMT berlangsung. Penurunan sekitar 3º Celsius. Pada saat temperatur turun, uap air jadi lebih mudah berkumpul sehingga pembentukan awan menguat.
Saat GMT terjadi, hewan akan berperilaku seakan malam tiba. Karena itu, hewan malam akan bersiap-siap ke luar dan hewan yang berkeliaran di siang hari akan bersiap tidur.
Untuk jangka pendek dan jangka panjang, tidak ada pengaruh apapun dari Gerhana Matahari total

8. Apakah melihat Gerhana Matahari bisa mengakibatkan kebutaan?


Melihat Matahari secara langsung memang bisa membahayakan mata, Karena itu, diperlukan filter atau penyaring cahaya matahari untuk melihat Gerhana.

Kerusakan pada mata terjadi ketika pengamat melihat ke Matahari tanpa filter. Saat gerhana, selama Matahari masih tampak, dilarang melihat secara langsung tanpa filter. Tapi, saat Matahari tertutup sempurna, pengamat bisa menyaksikan Gerhana matahari Total tanpa filter.

Ketika totalitas, mata beradaptasi dengan gelap dan pupil terbuka penuh. Tapi ketika totalitas berakhir dan sinar Matahari kembali muncul, pupil tidak cukup cepat menutup sehingga cahaya Matahari yang tampak akan merusak / membakar kornea mata.

9. Bagaimana mengamati Matahari?


Untuk bisa menyaksikan Gerhana Matahari dengan aman, gunakan kacamata gerhana maupun teleskop yang sudah dilengkapi filter. Guna filter adalah untuk menyaring sebagian besar cahaya Matahari, sehingga cahaya yang diterima mata tidak berbahaya.
Selain kacamata gerhana dan teleskop, pengamat juga bisa melakukan proyeksi lubang jarum untuk mengamati gerhana matahari sebagian. Saat gerhana total, sila lihat tanpa penyaring. Saat Bulan meninggalkan Matahari, kenakan kembali kacamata gerhana atau teleskop yang sudah dilengkapi filter.

10. Apakah boleh melihat matahari dengan air di baskom?


Ember berisi air tidak banyak mengurangi intensitas sinar Matahari. Ini adalah cara yang keliru untuk mengamati Matahari secara aman. Karena meskipun air hanya memantulkan 5% cahaya Matahari, pantulan yang dihasilkan masih sangat terang dan pada akhirnya akan dapat menyebabkan kebutaan.

11. Apa itu filter Matahari?


Filter Matahari adalah alat yang digunakan untuk menapis sebagian besar sinar Matahari yang diterima mata. Selain menapis gelombang EM, film juga bisa mengurangi kecerlangan Matahari lebih dari 10x lipat. Dengan demikian, radiasi PADA panjang gelombang yang bisa merusak retina seperti cahaya ultraviolet dan inframerah tidak akan diterima oleh mata.

12. Apakah semua film bisa digunakan sebagai filter untuk melihat Matahari?


Film yang dimaksud disini adalah film fotografi berupa pita plastik yang lebarnya 35 mm atau 6 cm. Tidak semua film bisa digunakan untuk melihat Matahari. Film yang relatif aman untuk digunakan melindungi mata kita adalah film hitam-putih yang menggunakan perak halida sebagai lapisan emulsi.

Bukan film berwarna atau film transparansi (slide atau diapositif) karena film-film jenis ini menggunakan pewarna dan bukan perak halida sebagai bahan dasar pembuatannya. Untuk dapat difungsikan sebagai filter, film harus diekspos atau dipapar ke cahaya. Setelah itu, film dicuci atau diproses menjadi klise.

13. Mengapa harus film hitam putih?


Film hitam putih menggunakan perak halida yang sangat peka cahaya sebagai lapisan emulsi.
Perak halida, yaitu senyawa kimia yang tersusun atas perak dan unsur-unsur halogen (Fluor, Klor, Bromin, Yodium). Ketika film ini terkena cahaya, terjadi proses kimia yang akan mengubah perak halida dalam emulsi, menjadi citra yang tersembunyi. Proses pencucian dengan larutan kimia, akan dapat memunculkan citra ini, yang disebut klise atau negatif.
Setelah proses pencucian, terbentuk lapisan perak yang akan dapat menapis sebagian besar sinar Matahari, termasuk sinar ultraviolet dan inframerah yang berbahaya bagi mata.

14. Bagaimana cara memotret gerhana? dimana saya memasang filter di kamera saya? 


Jika Gerhana matahari masih dalam fase parsial, selalu gunakan filter yg diletakkan di depan lensa kamera/teleskop. Jika sudah menjelang fase total, filter wajib dilepas karena matahari akan meredup drastis. Settingan kamera akan bervariasi tergantung dari tingkat kecerlangan matahari yg berubah ubah tiap fasenya.
Selengkapnya akan dibuatkan artikel khusus terkait bagaimana memotret gerhana matahari

15. Apakah saat GMT benar-benar gelap?


Ketika Gerhana Matahari Total terjadi, lokasi yang dilintasi gerhana akan mengalami kegelapan selama proses gerhana ketika perlahan-lahan Bulan menutupi Matahari.

16. Mengapa lintasan gerhana bergerak ke arah timur, padahal Bumi berotasi dari Barat ke Timur?


Bulan bergerak ke timur dalam orbitnya dengan kecepatan 3400 km/jam. Bumi berotasi ke timur dengan kecepatan 1670 km/jam di ekuator. Karena itu, bayangan Bulan bergerak ke arah timur dengan kecepatan 1730 km/jam di dekat ekuator.

17. Mengapa tidak semua lokasi di Bumi bisa melihat GMT?


Jika dibandingkan dengan Bumi, ukuran Bulan jauh lebih kecil. Selain itu jaraknya juga jauh. Karena itu saat gerhana Matahari hanya sebagian area di Bumi yang berada dalam umbra dan mengalami gerhana total.
Lihat gambar pada infografik

18. Mengapa waktu puncak gerhana di setiap lokasi berbeda?


Bulan bergerak mengelilingi Bumi dan Bumi juga berotasi. Selama gerhana matahari terjadi, bayangan Bulan akan bergerak dengan sangat cepat dengan kecepatan lebih dari 1609 km/jam. Karena itu, gerhana matahari biasanya berlangsung beberapa jam untuk melintasi permukaan Bumi. Karena itulah terdapat perbedaan waktu gerhana dari satu lokasi ke lokasi yang lain.

19. Apa yang diteliti saat gerhana matahari total?


Saat gerhana matahari total berlangsung, pengamat bisa melihat korona matahari. Penelitian aktivitas Matahari juga medan magnetnya bisa dilakukan. Selain itu, penelitian dari sisi biologi untuk melihat perilaku hewan saat gerhana menjadi kajian lainnya yang menarik.

20. Kapan terjadi gerhana matahari total di Indonesia?


Yang paling dekat adalah tanggal 9 Maret 2016. Sebelumnya, gerhana matahari total yang melintasi Indonesia terjadi pada tanggal 24 Oktober 1995. Di tahun 1980-1990, terjadi 3 gerhana total yakni 11 Juni 1983, 22 November 1984 dan 18 maret 1988. Setelah 9 Maret 2016, gerhana matahari total berikutnya akan terjadi tanggal 20 April 2042 dan 12 September 2053.

Pada tanggal 20 April 2023 dan 25 november 2049, Indonesia akan dilewati gerhana hibrida (gerhana matahari cincin dan total yang terjadi bersamaan dalam satu gerhana), dan sebagian wilayah Indonesia berkesempatan melihat gerhana matahari total.

Selama 2 abad atau dari tahun 1901-2100 (abad 20 dan 21), Indonesia dilintasi oleh 14 Gerhana Matahari Total termasuk di dalamnya gerhana hibrida.

21. Berarti setiap 33 tahun baru ada GMT? atau tiap 33 thn GMT baru lewat Indonesia?


Tidak. Gerhana Matahari Total terjadi setiap 18 bulan atau 1,5 tahun. Atau 2 gerhana matahari total dalam 3 tahun.

GMT di Indonesia bukan terjadi 33 tahun sekali. GMT terakhir di Indonesia terjadi tahun 1995 dan yang berikutnya akan terjadi tahun 2042. Tapi di tahun 2023, saat gerhana matahari hibrida, sebagian wilayah Indonesia akan menyaksikan gerhana matahari total.

22. Apakah Gerhana Matahari Total di Indonesia itu langka dan baru terjadi 350 tahun lagi?


Tidak. Gerhana Matahari Total di Indonesia memang langka karena tidak setiap gerhana matahari total terjadi di tempat yang sama di dunia. Berdasarkan perhitungan statistik, dari seluruh gerhana matahari total yang sudah terjadi, rata-rata, GMT akan kembali ke lokasi yang sama (bukan negara) dalam kurun waktu 375 tahun. Artinya satu lokasi yang sama secara rata-rata bisa mengalami gerhana matahari total, satu kali dalam 375 tahun.

Akan tetapi, ini hanya perhitungan statistik. Pada kenyataannya, satu lokasi yang sama bisa mengalami GMT kurang dari 375 tahun atau bahkan bisa menunggu lebih dari 1000 tahun untuk mengalami kembali GMT.
Indonesia akan bisa menikmati kembali gerhana matahari total saat terjadi gerhana matahari hibrida pada tahun 2023. Tapi bukan pada lokasi yang sama seperti sekarang. Jalur total akan melewati perairan banda dan salah satu kota yang bisa melihat totalitas adalah Biak.

23. Apakah gerhana matahari yang sama akan terjadi lagi ?


Gerhana Matahari dengan geometri yang persis sama di setiap gerhana akan terjadi lagi dalam rentang 18 tahun 11 hari 8 jam. Siklus ini dinamai siklus Saros. Gerhana yang terjadi dalam satu siklus saros akan terjadi di titik simpul orbit yang sama dengan Bulan berada pada jarak yang sama dari Bumi dan di waktu yang sama.  Lokasi terjadinya gerhana dalam satu siklus Saros akan bergeser atau tidak di lokasi yang sama.
Satu siklus Saros berlangsung selama 1226 -1550 tahun dan terdiri dari 69 – 87 gerhana yang merupakan perpaduan gerhana sebagian, total, cincin dan hibrida. Dari keseluruhan gerhana dalam satu siklus Saros, terdapat 40 – 60 perpaduan gerhana total, cincin dan hibrida.

Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 merupakan gerhana seri saros 130. Gerhana yang persis sama sebelumnya terjadi tanggal 26 Februari 1998 dan gerhana berikutnya akan terjadi 20 Maret 2034. Ketiganya merupakan gerhana total dengan durasi total 4 menit 9 detik.

24. Apakah gerhana total terakhir di Indonesia tahun 1983?


Tidak, Gerhana Matahari Total yang terakhir kali melintasi Indonesia sebelum tahun 2016 adalah GMT 24 Oktober 1995 yang melintasi pulau Sangihe, Sulawesi Utara.

25. Mengapa tidak ada yang tahu tentang GMT 1984 dan 1988?


Astronom dan pemburu gerhana tentu saja mengetahui GMT 22 November 1984 dan GMT 18 Maret 1988. Hanya saja publikasinya tidak seheboh tahun 1983 karena lintasan totalnya tidak melewati pulau Jawa.  Tahun 1983, GMT menjadi sorotan utama karena disiarkan secara langsung oleh TVRI dari Borobudur maupun Tanjung Kodok.

Diatas merupakan tanya jawab seputar Gerhana Matahari

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin menyatakan, gerhana matahari total 2016 adalah peristiwa langka. Bahkan bisa dikatakan pengalaman ‘sekali seumur hidup’.
Ada beberapa fakta menarik lain terkait gerhana matahari total. Menurut astronom kawakan Indonesia tersebut, setidaknya ada enam keistimewaan lainnya dari peristiwa GMT  2016.  Berikut keistimewaan Gerhana Matahari menurut penjelasan Thomas :

1. Hanya Terjadi di Indonesia


Gerhana matahari yang akan terjadi pada 9 Maret 2016, bertepatan dengan ritual Nyepi umat Hindu di Bali, yang jatuh pada bulan baru.

“Istimewa karena hanya Indonesia yang dilalui gerhana matahari tersebut. Wilayah lainnya adalah di Samudra Pasifik,” kata Thomas Djamaluddin seperti dilansir Liputan6.com.
Kala itu, bayangan Bulan meliputi area seluas 100-150 km, hanya di 11 provinsi. “Wilayah Indonesia lainnya akan mengalami gerhana sebagian.”

Penduduk di 11 provinsi berpeluang melihat matahari yang gelap gulita. Apalagi kejadiannya pada pagi hari, ketika potensi mendung berkurang.
Warga di wilayah Indonesia barat bisa menyaksikan fenomena tersebut pada pukul 07.30 WIB, sementara di wilayah tengah Nusantara pada pukul 08.35 Wita, dan wilayah timur pada pukul 09.50 WIT.

“Suasana saat itu mirip malam hari, tapi tidak terlalu gelap. Mirip senja, jelang malam. Ini adalah pengalaman yang mungkin sekali seumur hidup,” tutur Kepala Lapan.

Namun, faktor cuaca bakal memengaruhi pengamatan gerhana. Berdoa saja mendung tak menggantung di langit dan menutupi penampakan matahari.

2. Yang Pertama di RI pada Abad ke-21


Peristiwa gerhana matahari total bukan kali pertamanya terjadi di Indonesia. Fenomena itu pernah ada pada tahun 1983, 1988, dan 1995.
Namun, Thomas Djamaluddin mengatakan, gerhana matahari total 2016 adalah yang pertama terjadi pada Abad ke-21 di Indonesia.
Gerhana matahari berikutnya akan terjadi di Indonesia pada 2019 — yakni gerhana matahari cincin.
Sementara, gerhana matahari total berikutnya baru melintas di wilayah Nusantara pada 20 April 2023.

3. 300 Tahun Sekali


Gerhana matahari total adalah peristiwa langka. Tak diketahui periode pasti fenomena tersebut akan terjadi dan berulang di satu daerah.
Hanya ada hitungan pola 18-19 tahun, sesuai dengan periode Saros atau siklus gerhana. Namun, jalurnya berbeda.
“Berdasarkan perhitungan kasar, gerhana matahari total hanya akan terjadi sekitar 300 tahun sekali di satu daerah,” kata Thomas Djamaluddin.
Wilayah Sumatera Selatan dan Bangka termasuk yang sungguh beruntung.
“Kejadian terakhir pada 1988 dan berulang pada 2016, jadi hanya 28 tahun. Masih beruntung. Di daerah lain 300 tahun.”

4. Menguji Teori Einstein


Gerhana matahari total yang akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016 juga menjadi perhatian ilmuwan dunia. Thomas Djamaluddin mengatakan, para ilmuwan Lapan akan berkolaborasi dengan para ahli asing, termasuk dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Menurut Thomas, fenomena gerhana matahari total adalah kesempatan bagi para peneliti untuk melakukan sejumlah riset: terkait fisika matahari maupun fisika umum. Pun kajian dampak dan keantariksaan.
“Juga sering dijadikan pembuktian teori relativitas Einstein. Bahwa suatu benda bisa membelokkan cahaya,” tambah dia.

Jadi, ketika gerhana matahari, saat sang surya ditutup, bintang-bintang di sekitar matahari sedikit bergeser.
Saat gerhana matahari total, menurut Thomas, perubahan perilaku hewan juga diperkirakan akan terjadi, terutama pada binatang malam.

“Walau hanya beberapa menit saat gerhana matahari total terjadi, kondisi tiba-tiba gelap seolah malam akan membuat hewan terutama binatang malam bereaksi. Akan terjadi perubahan perilaku, nah itu juga menjadi penelitian,” beber sang kepala Lapan.

Gerhana juga penting sebagai sarana edukasi publik. Salah satunya menjelaskan pada siswa tentang prosesnya.

5. ‘Pembodohan Massal’


Peristiwa gerhana matahari total yang paling menghebohkan adalah pada 11 Juni 1983 yang jalur totalitasnya melintasi Jawa.

Fenomena tersebut bahkan disiarkan langsung di TVRI — stasiun televisi satu-satunya di Indonesia kala itu.
Pada masa itu, dalam masyarakat banyak beredar kabar bohong. “Atau semacam pembodohan massal, dengan mengatakan, ‘awas, hati-hati gerhana bisa membutakan mata’,” kata Thomas.
Bahkan, dia menambahkan, ada yang bertindak ekstrem sampai-sampai seluruh jendela ditutup. “Seakan matahari memancarkan radiasi berbahaya,” kata dia.

Tak hanya di situ, di suatu daerah, mata hewan-hewan penghuni kebun binatang ditutup, agar mereka tak buta.

Untuk itulah, Lapan meluncurkan hitung mundur 55 hari jelang gerhana matahari total pada 14 Januari 2015.
“Tujuannya, untuk sosialisasi bahwa gerhana adalah peristiwa yang menarik dan aman dilihat.”

6. Bukan Fenomena Berbahaya


Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menegaskan, gerhana matahari total adalah fenomena luar biasa. Bukan peristiwa penuh marabahaya.

“Padahal Matahari sama seperti yang kita lihat kok. Yang membahayakan itu, kalau kita tidak berhati-hati melihatnya,” kata dia.

Alumni Kyoto University tersebut menambahkan, pada saat gerhana sebagian, secara refleks mata sudah merasa silau.

“Maka jangan dipaksakan atau berlomba melihat matahari secara langsung. Itu sangat berbahaya.”
Pada saat gerhana total, tambah Thomas, justru paling bagus melihat langsung. Tanpa kaca mata, tak perlu pakai filter.

“Asal berhati-hati. Yang paling riskan adalah peralihan fase total ke fase sebagian, saat Bulan mulai bergeser, cahaya matahari yang walau baru muncul sedikit sudah sangat kuat. Padahal, pupil mata kita sedang membesar,” jelas dia. Hal itu bisa merusak retina.

Bagi yang berniat menyaksikan fenomena ini secara langsung, berhati-hatilah.  Gunakan filter atau alat lainnya untuk alasan keamanan. Jangan lupa juga untuk mengabadikan momen langka ini melalui kamera yang anda miliki, selamat menyaksikan.

0 Response to "Gerhana Matahari Total Tanggal 9 Maret 2016 sekarang Pertama kali di Abad 21 yang melintasi Indonesia dan Keistimewaannya"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel